Academic Writing; Tantangan dan Solusi

                                                                                                                                                                                                                           Gambar diambil dari internet
 

Kemampuan menulis akademik (Academic Writing skill) merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki seseorang ketika ingin menempuh studi pada universitas. Namun, menulis essay menjadi hal yang sulit jika ia belum berpengalaman dengan gaya penulisanya. Hal ini bisa disebabkan karena seseorang tidak terbiasa untuk menulis akademik pada tingkat pendidikan sebelumnya.

Terdapat beberapa kesulitan yang umumnya dialami oleh seorang mahasiswa dalam menulis akademik, dan tulisan ini bertujuan untuk memaparkan beberapa kesulitan yang dialami oleh penulis pemula dalam menulis artikel akademik. Pemaparan yang disajikan disini terbatas merupakan rangkuman beberapa tantangan yang dihapi penulis pemula pada konteks kelas online Academic Writing. Pemaparan tantangan-tantangan terbagi dalam: 1) Tantangan pengetahuan teknis menulis, dan juga, 2) Tantangan psikologis penulis pemula. Artikel ini juga juga memberika tips yang bisa digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut.

 

Tantangan

Belum mengetahui alasan penulisan

Beberapa kendala pengetahuan teknis yang menghambat penulis pemula, yang pertama adalah tidak mengetahui alasan untuk menulis. Tidak menyadari latar belakang mengapa seseorang harus menulis sesuatu akan mempersulitya dalam menentukan topik pembahasan tulisanya. Misalnya, soeorang penulis ingin menulis artikel diskusi untuk mendiskusikan fenomena yang sedang terjadi. Dengan tidak lebih dahulu mengetahui tujuan ini, ia berpotensi tidak fokus mendiskusikan sebuah topik pada artikelnya. Dengan kata lain, ia akan sangat mungkin membahas hal lain yang bukan menjadi tujuan penulisanya. Karena tidak jelasnya tujuan penulisan, artikel yang ditulis sangat mungkin tidak memberi jawaban atas apapun yang sedang didiskusikan

Belum menentukan target pembaca

Tantangan berikutnya terkait dengan target pembaca. Penting untuk seorang penulis sadar akan audience yang diharapkan akan membaca artikel yang akan ditulis. Sadar akan hal ini akan membantu seorang penulis pemula dalam menyaji tulisanya. Dalam penentuan kosakata misalnya. Tulisan untuk para peneliti akan berbeda pemilihan kosakata dibandingkan jika menulis kepada orang awam. Terkait penyajian topik, artikel untuk guru tentunya berbeda pembahasanya dibandingkan dengan artikel yang ditujukan untuk orang tua misalnya. Tulisan saya kali ini adalah untuk penulis pemula sehingga topik bahasan yang saya sajikan dalam rangka untuk membantu mereka mulai menulis.

Belum membuat rancangan penulisan

Hal berikutnya yang seringkali menghambat penulis pemula dalam menulis adalah tidak membuat rancangan penulisan terlebih dahulu. Yang dimaksud adalah hal apa saja yang ingin ditulisnya. Jika penulis tidak merancangkan hal ini terlebih dahulu, proses penulisan bisa menjadi sangat lambat karena penulis masih akan memikirkan ide apa yang ingin ditulisnya pada saat proses penulisan. Selanjutnya, jika tidak memiliki perencanaan dimuka, tulisan bisa menjadi rancu karena pembahasanya bisa menjadi tidak sinergi antara satu pembahasan dengan pembahasan lainya. Ketika banyak hal dibahas dengan tidak terarah karena tidak sinergi tadi, pembaca akan sulit menarik pelajaran penting dari keseluruhan tulisan. Pembaca bisa saja hanya mendapatkan “potongan-potongan” kecil informasi dari tulisan yang ada.   

 

Belum mengetahui format penulisan.

Ketika hendak menulis, para penulis pemula umumnya belum mengetahui format dari tulisan akademik. Hal ini bisa terlihat dari tulisan seseorang, yang mana, pada tulisanya terdapat hanya satu atau dua paragraph saja. Tidak tergambar bagian pendahuluan, diskusi, dan apa yang menjadi rekomendasi atau kesimpulan penulis. Jika tulisan seperti ini, pembaca akan kesulitan untuk mengetahui pemikiran-pemikiran yang disajikan karena pemikiran yang disajikan menjadi tumpang tindih dan membingungkan karena format yang padat tadi. Sedangkan dari kacamata penulis, ia berpotensi untuk tidak dapat mengontrol pembahasanya karena tidak dapat memecah ide-idenya kedalam paragraf-paragraf, sehingga tulisanya bisa menjadi tidak terfokus. Jika penulisan tidak mengacu kepada format yang dapat menuntun penulis, tulisanya dapat membingungkan pembaca dan juga penulis itu sendiri.

Belum terbiasa membuat paragraf.

Kendala yang berikutnya adalah kesulitan membangun sebuah paragraph. Seringkali para penulis pemula belum terbiasa dalam mengekspresikan ide-ide kedalam paragraph. Mereka umumnya melakukan kekeliruan ,dimana, dalam satu paragraph terdapat banyak ide yang disampaikan. Hal ini tentunya membuat satu paragraf menjadi tidak terlalu detail karena tidak ada satu fokus topik yang dibahas dengan jelas. Tantangan lain ketika tidak terbisa membuat paragraf yaitu, tulisan cenderung menjadi sangat singkat karena penulis belum terbiasa untuk explorasi satu paragraph dengan lebih panjang.

Belum mempelajari teknik-teknik penulisan

Kendala lain yang sering dialami penulis pemula adalah terkait dengan teknik-teknik penulisan. Teknik penulisan ini antara lain teknik paraphrase, note-making dan juga penggunaan kalimat sederhana sampai pada kalimat kompleks. Teknik-teknik ini sangat diperlukan karena akan membantu penulis, antara lain, ketika mengambil referensi dari sumber-sumber lain sesuai topik yang sedang ditulis, dan untuk untuk menghindari plagiasi. Contoh lain ketika belum terbiasa menggunaan kalimat kompleks yang baik, hal ini akan mempersulit penulis untuk dapat menguraikan ide yang ada secara lebih jelas dalam sebuah paragraph karena kecenderungan kalimat sederhana saja yang digunakan. Tentunya, teknik penulisan ini tidak terbatas hanya pada tiga teknik diatas. Teknik lainya bisa juga dipelajari secara mandiri.

Tulisan harus sempurna

Selain tantangan teknis yang telah diuraikan diatas, tantangan lain kerap dialami oleh penulis pemula terutama dari sisi psikologis penulis. Yang pertama adalah keinginan untuk menulis secara sempurna pada saat percobaan pertama.  Bayangan akan hal-hal seperti, ketakutan tulisanya tidak baik, takut dibaca orang banyak, takut akan salah penulisan dan lain sebagainya merupakan hal yang mendorong seseorang penulis untuk ingin menulis secara sempurna di awal, sehingga bisa jadi tulisan yang pertama tidak akan pernah rampung. Hal ini tentunya menjadi sulit karena kesempurnaan pada kesempatan pertama adalah suatu keniscayaan. Seorang penulis handal awalnya adalah seorang amatiran, namun ia berani untuk menulis, tidak perduli tulisan itu tidak sempurna ataupun mungkin akan kurang dihargai orang lain. Untuk itu penting untuk ditanamkan dibenak bahwa penulisan pertama  tidak harus sempurna. Yang penting adalah menghasilkan tulisan. Lagipula, jika ingin dipublikasikan dalam buku atau karya ilmiah sebuah tulisan masih memerlukan proses review dari para editor/reviewer. Celah yang ditemukan oleh reviewer atau pembaca dalam bentuk masukan akan menjadi hal yang penting bagi penyempurnaan tulisan kita. Jadi, pemikiran bahwa “seorang harus menulis konten yang sempurna pada artikel yang pertama” akan berpotensi menjadi beban bagi penulis, yang bahkan akan mengalanginya untuk percaya diri dalam menulis.

Kurang latihan.

Bagaikan seorang pemusik yang handal yang menyediakan waktu setiap hari untuk berlatih, penulis juga sedianya menyediakan waktu setiap hari untuk latihan menulis. Dengan latihan yang lebih sering, seseorang akan mengalami pengalaman yang sebenarnya dalam menulis. Dalam diagram Cone of Learning, professor Edgar Dale (Anderson, n.d) menempatkan “pengalaman sebenarnya” pada porsi yang paling besar dalam belajar untuk menjadi mahir. Maksudnya adalah, karena dengan latihan kita akan mengalami langsung pengalaman menulis. Lebih jauh lagi terutama pada saat kita mengedit tulisan kita; apakah pembahasan saya sudah jelas?, apakah pemilihan kosakata sudah baik?, apakah sudah sinergi pembahasan yang disajikan?. Dengan menulis dan membaca tulisanya penulis bisa belajar dari pengalaman langsung tersebut. Dengan latihan kita bisa mengetahui kemampuan kita, sehingga kita akan tahu hal apa lagi yang perlu dipelajari lebih lanjut oleh kita.

Penulis pemula umumnya menemui kendala-kendala seperti yang diuraikan diatas. Namun hal tersebut seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk mulai menulis artikel. Untuk itu, dibawah adalah beberapa tips yang bisa dipakai penulis pemula untuk mengatasi tantangan yang dihadapinya.

 

Beberapa Tips

Menentukan Latar Belakang Penulisan

Yang pertama adalah mengetahui latar belakang mengapa seseorang menulis. Mengetahui mengapa seorang penulis menulis menjadi hal yang penting untuk dimiliki. Dengan begitu ia akan lebih mudah dalam menentukan arah atau isi tulisanya. Sebut saja jika ia ingin menulis sebuah artikel untuk membantu para guru meningkatkan kapasitas mereka, maka topik yang dipilih bisa seputar pedagogy, membuat rencana pembelajaran atau tentang teknik penilaian yang effektif. Jika belum ada sebuah ide yang menjadi latar belakang, pertanyaan 5W 1H (What, Why, Who, When, Where & How) bisa menjadi panduan untuk menemukan latar belakang penulisan. 

Membuat Rancangan Tulisan

Dua strategi rancangan penulisan dibawah bisa menjadi acuan ketika merancang penulisan; Outline & Mind Map (Bailey, 2011: 41)


 

Mempelajari Format Penulisan

Jika ingin menulis artikel akademik maka pelajarilah bentuk format tulisan akademik. Berikut adalah sedikit penjelasan terkait format tulisan akademik yang disadur dari Bailey (2011).

Menurut Bailey, format penulisan akademik umumnya terdiri atas 3 bagian. Yaitu Essay Pendek (250-500 kata), Essay yang lebih Panjang (500-5000 kata), Jurnal atau Disertasi (500-20.000 kata). Untuk penulisan essay pendek, format penulisanya antara lain: Pendahuluan, Badan, dan Kesimpulan.

Selanjutnya, untuk essay yang lebih panjang mempunyai format seperti: Pendahuluan, badan paragraph yang mana berisi beberapa bagian seperti: Literatur review, Case study/ contoh kasus yang diceritakan dengan lebih detail, dan juga diskusi. Setelah Pendahuluan dan Body paragraph, pada Essay yang panjang terdapat Konklusi, Referensi, dan juga lampiran (jika ada).

Format tipe tulisan akademik yang ketiga adalah Jurnal dan atau Disertasi. Tipe ini mempunyai format yang lebih kompleks yang terdiri dari: Abstrak, Daftar Isi, Daftar Table, Pendahuluan, badan paragraph yang terdiri dari: Literatur, Contoh Kasus, atau juga Metodologi Penelitian (jika menulis disertasi), Temuan /Findings dan Diskusi.  Setelah itu dikuti oleh Konklusi/ Kesimpulan, Acknowledgement, Referensi, dan Lampiran.

Latihan Membuat Paragraf

Sebuah paragraph umumnya memiliki sturktur. Struktur ini merupakan batasan-batasan yag dipakai sehingga pembahasan tidak melebar kemana-mana. Paragraf menolong penulis untuk membahas satu ide pokok secara jelas.

Struktur paragraf yang pertama adalah Topic Sentence. Ini merupakan ide pokok dari paragraph tersebut, yang menjadi inti dari pembahasan paragraph bersangkutan.

Setelah mendapatkan ide pokok, paragraph dilengkapi dengan supporting sentences/ kalimat pendukung. Kalimat pendukung dapat berupa alasan, definisi, contoh, kesimpulan, opini pribadi penulis, dan pendapat para ahli. Semua kalimat pendukung ini diperlukan untuk mendukung atau memberi penjelasan tambahan tentang ide pokok yang sudah dituangkan dalam topic sentence. Dengan demikian, sebuah paragraph kiranya membahas satu hal saja.

Hal tambahan yang penting pada satu paragraph yaitu penggunaan kata penghubung. Kata penghubung ini akan membantu menjembatani satu kalimat dengan kalimat lainya dalam satu paragraph, sehingga pembaca bisa menemukan adanya kontinuitas dalam pembahasan. Misalnya, kata penghubung “dan” untuk memberi tambahan informasi dari informasi yang berikan sebelumya. Kata penghubung “tapi” untuk menyatakan perlawanan antara dua kalimat.

Mempelajari Teknik-teknik penulisan

Tips berikutnya adalah mempelajari teknik-teknik penulisan. Teknik yang penting diantaranya: note-making paraphrasing, summarising. Note-making menjadi skill yang penting untuk dipelajari karena skill ini dapat membantu penulis mencatat secara cepat hal-hal penting yang didapat ketika membaca artikel akademik. Selanjutnya dengan kemampuan paraphrase, para penulis akan terhindar dari potensi plagiasi karena paraphrase memberikan ruang bagi penulis untuk mengemukakan ide penulis lain dengan cara pembahasaan yang beda. Demikian pula dengan kemampuan summary atau resume, penulis akan bisa menuliskan ide pokok dari bacaan yang menjadi referensi untuk dimasukan ke tulisanya. Ketiga kemampuan ini sangat diperlukan ketika penulis memakai sumber lain sebagai referensi tambahan dalam tulisanya. Namun Teknik-teknik penulisan tidak terbatas pada ketiga skill tadi, masih banyak lagi teknik-teknik yang penting untuk dipelajari misalnya: membuat kalimat kompleks.

Membaca karya orang lain & menganalisanya

Tips yang terakhir adalah membaca artikel/karya orang lain dan coba untuk menganalisanya. Mengapa perlu untuk membaca dan menganalisa karya orang lain? Karena dari karya orang lain kita dapat belajar belajar banyak hal. Misalnya, gaya menulisnya, format yang digunakan, caranya menguraikan topik dalam satu paragraph; Tergantung hal apa yang ingin kita lihat dari karya tersebut. Untuk itu, penting untuk bertanya kepada diri sendiri terlebih dahulu, apa yang ingin saya pelajari dari artikel yang akan saya baca.  Secara pribadi, saya selalu menikmati memeriksa tulisan siswa saya yang kebanyakan adalah penulis pemula. Dengan melakukan hal tersebut saya dapat melihat hal-hal mendasar dari tulisan mereka seperti, format penulisan, dan alur dari tulisan tersebut. Hasilnya, saya belajar banyak tentang bagaimana menulis dengan format yang baik dan bagaimana menyajikan ide saya melalui paragraf-paragraf.

Kesimpulan

Bagi penulis pemula, menulis artikel untuk pertama kali bisa menjadi tantangan tersendiri yang seringkali sulit untuk ditaklukan. Hal ini diakibatkan karena penulis pemula belum mengetahui hal-hal mendasar dalam penulisan artikel, misalnya tidak menemukan dahulu alasan penulisan, target audience, atau belum mengetahui format penulisan yang baik, belum terbiasa membangun paragraph, bahkan belum mengetahui teknik penulisan. Untuk membangun kepercayaan diri dalam menulis, penulis pemula perlu untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal tersebut. Bahkan juga sambil menulis, sisihkanlah waktu untuk mencari informasi tambahan tentang teknik penulisan. Untuk dapat menulis dengan lebih baik, penting untuk membaca artikel-artikel akademik yang sesuai dengan topik yang akan dibahas. Sering membaca artikel akan menambah wawasan kita tentang topik tertentu, dan penulis juga berkesempatan untuk menemukan hal baru dari artikel yang dibaca tersebut.    

 

Referensi

Anderson, Heidi Milia (nd) ‘Dale’s Cone of Experience’. https://www.queensu.ca/teachingandlearning/modules/active/documents/Dales_Cone_of_Experience_summary.pdf. Accessed 30 December 2020.

Bailey, Stephen (2011) Academic Writing; a handbook for international students. Third edition. Routledge London and New York

 

Comments